LAPORAN AKSI NYATA
MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK
VISI:
MEWUJUDKAN PELAJAR PANCASILA BERKETERAMPILAN ABAD 21
MELALUI MERDEKA BELAJAR.
PRAKARSA
PERUBAHAN:
MENUNTUN
ANAK BERNALAR KRITIS DAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN
A. Latar
Belakang Masalah
Setiap
guru pasti memiliki harapan seperti apa peserta didik yang dihasilkan dari
pendidikan. Dalam menjalankan aktifitas mendidikanya, guru harus memiliki
tujuan yang jelas terhadap peserta didiknya. Peserta didik adalah generasi masa
depan bangsa sehingga guru juga harus berpandangan ke depan akan kebutuhan
sikap, pengetahuan,dan keterampilan seperti apa yang dibutuhkan peserta didik
pada zamannya. Karena peserta didik akan hidup pada zamannya bukan zaman
sekarang. Agar guru dapat lebih terarah setiap langkahnya, lebih jelas tujuan
apa yang ingin di capai, maka guru perlu membuat sebuah visi guru.
Menurut
Wibisono (2006: 43), visi adalah serangkaian kata-kata yang mengungkapkan
impian, cita-cita, rencana, harapan sebuah perkumpulan, perusahaan atau
organisasi yang ingin dicapai di masa mendatang. Dalam Modul 1.3 Visi Guru
Penggerak disebutkan salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai perubahan
yang lebih baik dari kondisi saat ini. Jika guru ibarat seorang pelari, maka visi
membantu guru untuk melihat kondisi saat ini sebagai garis “start” dan
membayangkan garis “finish” seperti apa yang ingin dicapai.
Melihat
kondisi saat ini sebagai “start”, setelah pandemic covid-19 yang memaksa
pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau dalam jaringan (daring) ternyata
selain berdampak positif terhadap pembelajaran yang semakin kreatif dengan
memanfaatkan platform-platform online untuk pembelajaran juga ada sisi
kekurangannya terutama dalam pembentukan karakter peserta didik. Karakter dapat
terbentuk karena diajarkan,dilatih, dan dijadikan pembiasaan. Sementara selama
pandemic, guru kesulitan menyentuh ranah karakter peserta didik karena dibatasi
oleh jarak yang menyebabkan guru tidak dapat bertemu langsung dengan peserta
didik, serta terbatasnya komunikasi yang dapat dilakukan antara guru dan
peserta didik yang hanya melalui zoom, meet, Whatsapp group, dan sebagainya.
Karakter
profil pelajar Pancasila sedang menjadi tujuan pendidikan saat ini. Profil
pelajar Pancasila dengan enam ciri utama, meliputi: (1) beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong
royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif. Guru dituntut untuk
mewujudkan profil pelajar Pancasila ini dimiliki oleh setiap peserta didik
melalui merdeka belajar.
Di
sisi lain, melihat kondisi zaman, peserta didik akan hidup pada zamannya, yaitu
zaman abad 21. Pada abad 21 ini, sekolah dituntut untuk mengajarkan peserta
didik keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis
dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving),
berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration)
atau yang biasa disebut dengan 4C. Keterampilan abad 21 sangat dibutuhkan oleh
peserta didik agar dapat berjuang, dan bersaing di era Revolusi Industry 4.0.
Berdasarkan
pada permasalahan di atas, maka guru menentukan:
Visi guru
penggerak yaitu:
Mewujudkan Pelajar
Pancasila Berketerampilan Abad 21 Melalui Merdeka Belajar
Dengan Prakarsa
perubahan yang akan dilakukan pada aksi nyata ini adalah:
Menuntun anak bernalar
kritis dan komunikatif dalam pembelajaran
B. Tujuan
Tujuan dari aksi nyata ini adalah:
1. Membentuk
visi guru penggerak yang akan dicapai.
2. Menerapkan
teori BAGJA dalam mewujudkan visi menujudkan pelajar Pancasila berketerampilan
abad 21
3. Melatihkan
kepada peserta didik keterampilan abad 21, berpikir kritis (Critical
Thinking) dan komunikasi (Communication)
C. Deskripsi
Aksi Nyata
1. Menentukan
Visi Guru
Berdasarkan pada permasalahan (sesuai
dengan latar belakang aksinya ini) yang ditemukan guru selama pembelajaran
jarak jauh (daring) dimana karakter profil pelajar Pancasila belum dapat
terolah dengan baik, serta melihat kebutuhan peserta didik yang akan hidup dan
bersaing pada zamannya, yaitu abad 21, maka guru menentukan:
Visi guru
penggerak yaitu:
Mewujudkan Pelajar
Pancasila Berketerampilan Abad 21 Melalui Merdeka Belajar
Dengan Prakarsa perubahan yang akan
dilakukan pada aksi nyata ini adalah:
Menuntun anak bernalar kritis dan komunikatif
dalam pembelajaran
2. Perencanaan
Dalam penentukan visi guru penggerak,
perlu menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif (IA)
dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis
kekuatan. Jika manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan
pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk
diperbaiki. Hal ini berbeda dengan IA yang berusaha fokus pada kekuatan yang
dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan
tertinggi. Dengan mencari dan mempertahankan kekuatan yang sudah dicapai maka
kelemahan dan kekurangan serta ketidakadaan dapat menjadi tidak relevan.
Tahapan utama dalam pendekatan Inkuiri Apresiatif
adalah BAGJA. Dalam bahasa Sunda, BAGJA artinya bahagia. Adapun Langkah-langkah
BAGJA adalah sebagai berikut:
1. Buat
Pertanyaan Utama. merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran
terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan.
2. Ambil
Pelajaran. mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di
sekolah dan pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut.
3. Gali
Mimpi. menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan
terjadi di sekolah. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
4. Jabarkan
Rencana. merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan visi.
5. Atur
Eksekusi. Di bagian ini, memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa
yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan
visi perlahan-lahan.
Deskripsi aksi nyata pada modul 1.3 visi guru
penggerak ini dapat dilihat dari tabel BAGJA yang telah disusun sebagai
berikut:
VISI:
Mewujudkan Pelajar Pancasila Berketerampilan
Abad 21 Melalui Merdeka Belajar
PRAKARSA PERUBAHAN |
Perubahan:
Menuntun anak bernalar kritis dan komunikatif dalam pembelajaran |
|
TAHAPAN |
Pertanyaan |
Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan |
B-uat pertanyaan
(Define) |
Mengapa anak-anak dengan kemampuan
rata-rata cenderung pasif dalam pembelajaran? Mengapa mereka jarang
mengkomunikasikan pendapat atau gagasan mereka? Bagaimanakah karakter alamiah (kodrat alam) kepribadian mereka? |
Melakukan dialog santai dengan
anak-anak untuk menggali karakter alamiah anak (kodrat alam yang dibawa anak
sejak lahir dan didikan keluarga). Melakukan pendekatan dan wawancara
pada anak. Membuat angket KPoP “Kenali
Potensi Pribadimu” |
A-mbil pelajaran
(Discover) |
Bagaimanakah aset peta kekuatan
potensi anak didik? Bagaimana kemampuan guru dan
sarana prasarana untuk mengaktifkan bernalar kritis dan komunikatif anak
didik? |
Menganalisis angket KPoP “Kenali
Potensi Pribadimu” untuk menarik garis kesimpulan peta kekuatan anak didik Berdiskusi dengan Guru BK terkait
karakter anak dan cara menumbuhkan berpikir kritis dan komunikatif Berkolaborasi dengan rekan guru
yang sudah dapat mengaktifkan anak-anak dalam pembelajaran. Membuat forum diskusi guru untuk
meningkatkan kompetensi mengaktifkan bernalar kritis dan komunikatif anak |
G-ali mimpi (Dream) |
Perubahan anak didik seperti apa
yang ingin diharapkan? Pembelajaran seperti apa yang
diinginkan? |
Membuat target visi perubahan yang
diharapkan: 1. Anak didik yang dapat bernalar
kritis terhadap permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Anak didik yang berani
mengutarakan pendapat, berani mengkomunikasikan ide, gagasan, dan hasil
pemikirannya. 3. Guru yang dapat menuntun
pembelajaran yang aktif, menyenangkan, menuntun anak bernalar kritis terhadap
permasalahn, pembelajaran diskusi dan presentasi yang berjalan lancar 4. Anak didik yang semuanya terlibat
aktif dalam pembelajaran tidak hanya didominasi beberapa anak saja. |
J-abarkan rencana
(Design) |
Bagaimana cara menuntun anak
dengan kemampuan rata-rata dapat aktif berpikir kritis dan komunikatif dalam
pembelajaran? |
Membuat perencanaan pembelajaran
berbasis PBL (Problem Based Learning) mengangkat permasalah
yang dekat dengan kehidupan anak didik. Pembagian kelompok diskusi yang Heterogen Menerapkan Kartu keaktifan
anak didik dimana setiap anak dituntun untuk aktif bernalar kritis dan
berkomunikasi Melakukan presentasi dengan system
Undian dengan aplikasi “Wheel of names” sehingga semua anak didik
dituntun untuk siap presentasi dan mendapat kesempatan yang sama. Berkolaborasi dengan guru lain
dalam team teaching agar semua anak mendapatkan perhatian
selama pembelajaran. Pemberian Motivasi akan
pentingnya bernalar kritis dan komunikatif serta pemberian reward positif
pada anak didik |
A-tur eksekusi
(Deliver) |
Siapa yang terlibat dalam visi
perubahan ini? Kapan dilakukan? Bagaimana Hasil yang diperoleh? |
Melakukan kolaborasi antara CGP,
rekan guru, anak didik, BK, dan tentunya Kepala sekolah Melakukan penjadwalan: Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Melakukan refleksi pembelajaran
akan keaktifan anak dalam bernalar kritis dan komunikatif. Meminta refleksi dari rekan guru |
D. Hasil
Aksi Nyata
Melalui pembelajaran berbasis masalah yang
diterapkan guru, keterampilan abad 21 yaitu berfikir kritis dan komunikasi
dapat dilatihkan kepada peserta didik. Hasilnya adalah:
1. Melalui kegiatan kelompok,peserta
didik dapat berlatih bekerja sama,bergotong royong sebagai salah satu profil
pelajar Pancasila.
2. Melalui kasus permasalahan yang
disajikan, peserta didik yang dapat bernalar kritis mengidentifikasi dan
mencari solusi terhadap permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Melalui kegiatan presentasi hasil,
peserta didik berani mengutarakan pendapat, berani mengkomunikasikan ide,
gagasan, dan hasil pemikirannya.
4. Guru yang dapat menuntun
pembelajaran yang aktif, menyenangkan, menuntun anak bernalar kritis terhadap
permasalahn, pembelajaran diskusi dan presentasi yang berjalan lancar
E. Refleksi
Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata visi
guru penggerak, menuntun anak bernalar kritis dan komunikatif dalam pembelajaran
secara umum berjalan dengan lancar. Kegiatan kelompok melatih bekerja
sama,gotong royong sebagai profil pelajar Pancasila dapat berjalan dengan baik.
Sebagian besar peserta didik mampu berpikir kritis dan mengkomunikasikan
hasilnya. Namun masih tampak beberapa anak yang masih belum mampu bernalar
kritis. Mereka belum dapat menganalisis permasalahkan yang disajikan, belum
dapat mengaitkan suatu hal dengan hal lain dalam memecahkan masalah yang
diberikan. Selain itu, beberapa anak juga masih belum berani mengkomunikasikan
presentasi terkait hasil pekerjaannya di depan kelas.
F. Rencana
Perbaikan Di Masa Mendatang
Rencana perbaikan
mendatang adalah lebih sering melaksanakan pembelajaran yang melatihkan
keterampilan abad 21, terutama kemampuan bernalar kritis (Critical thinking)
dan berkomunikasi (Comunication). Dengan sering dilatih, diharapkan kemampuan
anak semakin meningkat sehingga keterampilan abad 21 dapat dikuasai anak dengan
baik.
G. Dokumentasi
Kegiatan
Gambar Kegiatan Kerja Kelompok Berpikir Kritis Memecahkan Masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar anda terhadap blog ini.