LAPORAN
AKSI NYATA MODUL 2.1 dan 2.2
PENERAPAN
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN SOSIAL-EMOSIONAL
DALAM PELAJARAN IPA SMP
A. Latar
Belakang Masalah
Setiap peserta didik adalah pribadi yang unik. Ki Hajar Dewantara dalam filosofi pendidikannya mengibaratkan anak bukanlah lembaran kertas kosong yang dapat dengan bebas dicorat-coret oleh pendidik, tetapi anak bagaikan lembaran kertas yang penuh dengan corat coretan yang dibawa sejak lahir sebagai kodrat alam. Satu kelas heterogen yang terdiri dari 20-32 anak tentunya memiliki karakter dan kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Setidaknya ada 3 macam kebutuhan belajar peserta didik, yaitu kesiapan belajar (readiness), minat belajar, dan profil belajar peserta didik. Seorang guru sangat perlu untuk memperhatikan kebutuhan belajar anak dan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak agat tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Pembelajaran berdiferensiasi hadir sebagai jawaban pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik. Melalui pembelajaran berdiferensiasi guru dapat melayani pemenuhan kebutuhan peserta didik, karena pembelajaran berdiferensiasi berakar dari apa kebutuhan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ peserta didik untuk belajar.
Selain kebutuhan belajar, keterampilan
social dan emosional peserta didik juga perlu diperhatikan guru. Pernahkah
melihat peserta didik yang kurang menyadari keperluan dirinya sebagai peserta
didik, tidak fokus belajar, hadir di kelas tetapi pikiran memikirkan hal-hal
yang lain, saat diskusi tidak bisa berempati atau menghargai teman, tidak bisa
bekerja sama dalam kelompok, sulit mengambil keputusan, bahkan tidak
bertanggung jawab dengan pilihannya? Peserta didik perlu diajarkan keterampilan
bersosial emosional melalui pembelajaran social emosional (PSE) agar lebih
memahami kesadaran diri, pengendalian diri, terampil dalam bersosialisasi,
mampu bekerja sama/relasi, serta dapat mengambil putusan yang bertanggung
jawab.
Pembelajaran social emosional dibutuhkan
dalam pembelajaran berdiferensiasi. Bagaimana guru menciptakan lingkungan
belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai
tujuan belajar yang tinggi. Mempersiapkan kesadaran diri untuk sepenuhnya hadir
baik fisik maupun pikiran pada pembelajaran. Pengelolaan diri untuk mengelola
emosi dan fokus pada tujuan yang akan dicapai. Keterampilan social untuk
berempati, saling menghargai dalam menyelesaikan tugas. Keterampilan berelasi
untuk bekerja sama dan berbagi peran dalam kelompok agar pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Serta kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab dalam berbagai permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran yang
berdiferensiasi.
Dengan penguasaan keterampilan social
emosional yang baik serta pembelajaran yang berdiferensiasi, maka murid akan
menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai
dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan
belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam
diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi
mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Jika
kebutuhan belajar murid terpenuhi, dan keterampilan sosial-emosional dapat
dikuasai, maka well being akan tercipta. Menurut kamus Oxford English
Dictionary, well-being dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan
bahagia. Well-being (kesejahteraan hidup) adalah sebuah kondisi individu yang
memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat
keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan
dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki
tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha
mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Menurut Mcgrath & Noble, 2011,
murid yang memiliki tingkat well-being yang optimum memiliki kemungkinan yang
lebih tinggi untuk mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi, kesehatan
fisik dan mental yang lebih baik, memiliki ketangguhan (daya
lenting/resiliensi) dalam menghadapi stress dan terlibat dalam perilaku sosial
yang lebih bertanggung jawab.
B. Tujuan
Tujuan dari aksi nyata ini adalah:
1. Menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
(kesiapan belajar, minar, dan profil belajar)
2. Mengintegrasikan
pembelajaran berdiferensiasi dengan pembelajaran social emosional (PSE) dalam
pembelajaran di kelas.
C. Deskripsi
Aksi Nyata
1. Perencanaan
Pada
tahap perencanaan, yang dilakukan adalah:
a. Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran social-emosional.
b. Berkoordinasi
dengan peserta didik terkait jadwal pembelajaran.
c. Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengen RPP yang sudah dirancang.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan aksi nyata dilakukan pada
pembelajaran jarak jauh (PJJ).kelas 7 pada mata pelajaran IPA. Waktu
pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal pelajaran.
D. Hasil
Aksi Nyata
1. RPP
pembelajaran Berdiferensiasi dan PSE pada pembelajaran IPA SMP
Pembelajaran : IPA
Kelas : 7 SMP
Materi : Pencemaran Lingkungan
Sub Materi : Pencemaran Air, tanah, udara
Pembelajaran
Berdiferensiasi:
a. Diferensiasi
Konten:
Guru memecah materi agar lebih
sederhana menjadi pencemaran air, udara, dan tanah. Memberikan contoh-contoh
kasus yang bersifat konkret yang dekat dengan lingkungan kehidupan sehari-hari.
b. Difrensiasi
Proses:
Guru meminta peserta didik untuk
berkelompok sesuai dengan minat mereka mau menyelidiki kasus apa, pencemaran
air, udara, atau tanah.
Pola pembimbingan kelompok
menyesuaiakan kesiapan belajar peserta didik dalam kelompok, perlu bimbingan
guru langsung, bantuan teman sebaya, atau mandiri.
c. Diferensiasi
Produk:
Guru mempersilahkan peserta didik
menyajikan hasil kerja kelompoknya dalam berbagai bentuk yang mereka inginkan,
bisa dalam bentuk presentasi power poin, infografis, laporan tertulis, rekaman
video dan sebagainya.
Pembelajaran
Sosial-Emosional:
Pada Kegiatan Pendahuluan
a. KSE: Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi
Sebelum memulai pelajaran guru meminta
peserta didik mengekspresikan perasaannya saat ini melalui room chat:
·
Yang dilakukan guru adalah; guru membuka room
chat pada Microsoft Teams.
·
Yang dikatakan kepada murid adalah: tuangkan
perasaan yang sedang kamu rasakan saat ini melalui emoji pada room chat.
(KSE Kesadaran diri).
b. KSE:
Pengelolaan Diri – Mengelola Emosi dan Fokus untuk Mencapai Tujuan
Agar peserta didik fokus pada pembelajaran,
maka guru melakukan kegiatan ICE BREAKING daring dengan share screen “Sebut
Warna bukan Tulisannya”.
·
Yang dilakukan guru adalah; guru share
screen ppt “Sebut Warna bukan Tulisannya”. mengajak anak mengembalikan
Fokus belajar
·
Yang dikatakan kepada murid adalah: Untuk
mengembalikan fokus belajar kalian, silahkan sebutkan warna dari ppt yang guru sharescreen,
kemudian secara spontan, cepat menyebutkan warna bukan tulisannya
(KSE pengelola emosi dan focus).
Pada Kegiatan Inti
c. KSE:
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
Saat
melakukan diskusi kelompok: KSE: Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
·
Yang dilakukan guru: menyuruh murid untuk
berdiskusi, bermusyawarah mufakat.
·
Yang dikatakan pada murid: bermusyawarahlah
dalam diskusi kelompok untuk mengambil keputusan pencemaran apa yang akan dianalisis
sampai produk laporannya. Bertanggung jawablah terhadap keputusan yang sudah
diambil dengan melaksanakan keputusan kelompok sebaik-baiknya.
d. KSE:
Keterampilan Berelasi – Kerja Sama dan Resolusi Konflik
Selama kegiatan
berkelompok, KSE: Keterampilan Berelasi – Kerja Sama dan Resolusi Konflik
·
Yang dilakukan guru: meminta semua peserta
didik bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugasnya.
·
Yang dikatakan pada murid: Kita harus saling bekerja
sama dalam kelompok, silahkan bergotong royong, berbagi peran
agar lebih ringan dalam menyelesaikan tugas. Jika terjadi konflik dalam
kelompok silahkan diselesaikan dibicarakan dengan baik-baik karena kalian satu
kelompok.
e. KSE:
Kesadaran Sosial: Keterampilan berempati
(Menghargai orang lain meskipun berbeda pandangan)
Sebelum presentasi dimulai guru menerapkan
KSE Kesadaran Sosial: Keterampilan berempati
·
Yang dilakukan guru: meminta semua kelompok
mempresentasikan hasil karyanya bergiliran.
·
Yang dikatakan pada murid: Kita sesama teman
harus bisa saling Menghargai orang
lain meskipun berbeda pandangan. Oleh karena itu
ketika ada yang sedang presentasi harap semua memperhatikan, tidak sibuk
sendiri, hargai hasil karya teman, dan tidak ada yang bilang
buat hasil karya teman jelak, itu tidak baik.
Pada Kegiatan Penutup
f.
KSE: Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi
Sebelum
kegiatan penutup melakukan Teknik STOP, yaitu salah satu teknik mindfulness yang
dapat digunakan untuk mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan kesadaran
penuh.
·
Yang dilakukan
guru: memimpin murid melakukan Teknik STOP
·
Yang dikatakan
kepada murid:
Stop/ Berhenti. Hentikan apapun
yang sedang kalian lakukan.
Take a deep Breath/ Tarik napas dalam. Sadari napas
masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung.
Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas
masuk, napas keluar.
Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda?
Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes
saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.
Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Mari kita lanjutkan kembali
kegiatan refleksi dan umpan balik dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran
yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.
RPP Pembelajaran Berdiferensiasi
dan Soial Emosional mata pelajaran IPA SMP Materi Pencemaran Lingkungan dapat
di download di sini.
2. Pelaksanaan
pembelajaran
Pembelajaran berjalan melalui pembelajaran jarak jauh
(PJJ) atau dalam jaringan menggunakan Microsoft Teams. Model pembelajaran
berbasis proyek. Untuk pengelompokan dengan bantuan link padlet, jadi peserta
didik mengisi kelompok berdasarkan minat peserta didik pada pencemaran air,
tanah, atau udara. Setiap kelompok melakukan proyek observasi sederhana
terhadap pencemaran di lingkungan masing-masing.
Pembimbingan kelompok dilakukan berdasarkan kebutuhan
kelompok masing-masing baik melalui teams ataupun WA grup. Stiap kelompok
membuat laporan hasil kegiatan sesuai dengan minat dan kesiapan belajar peserta
didik, bisa dalam bentuk laporan word, presentasi power point, video kegiatan,
atau vlog. Pembelajaran berjalan dengan lancar dan antusias peserta didik
meningkat.
E. Refleksi
Aksi Nyata
Pada
aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran Sosial-Emosional ini,
pada awalnya sedikit mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan diferensiasi
dan social emosional dalam RPP. Namun setelah dirancang, ternyata dalam
pelaksanaannya menjadi lebih menyenangkan. Hal ini dikarenakan pembelajaran
dilaksanakan berdasarkan pada kebutuhan peserta didik, kesiapan belajar, minat,
dan profil belajar peserta didik. Dengan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajar, peserta didik dapat lebih semangat, lebih memaksimalkan
kinerja belajarnya sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Selain
itu, pembelajaran social-emosional juga sangat mendukung pembelajaran. Melalui
PSE, peserta didik menjadi semakin sadar akan posisi dirinya saat ini, hadir
sepenuhnya dalam pembelajaran, lebih tenang dan fokus dengan tujuan
pembelajaran, dapat berlatih mengambil keputusan sesuai dengan minat nya
memilih pencemaran air, tanah, atau udara, dapat bekerja sama, berbagi peran,
dan saling menghormati dan berempati bahwa setiap ornag mungkin memiliki pemahaman
yang berbeda dengan orang lain, serta .dapat bertanggung jawab dengan
keputusannya.
Melalui
pembelajaran berdiferensiasi dan social-emosional, peserta didik terlihat lebih
nyaman dalam belajar karena dapat menyesuaikan dengan kesiapan, minat, profil
belajarnya. Kemerdekaan belajar juga dapat terwujudkan, sehingga terwujud well-being
yang memungkinkan mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi.
F. Rencana
Perbaikan Di Masa Mendatang
Rencana
ke depan, memperbaiki pola diferensiasi terutama pada sisi diferensiasi proses
pembelajaran agar lebih bervariasi lagi. Meningkatkan pembelajaran social
emosional (PSE) baik melalui kegiatan yang terintegrasi dalam pembelajaran,
kegiatan rutin, atau bahkan budaya positif sekolah sehingga keterampilan social
emosional dapat dikuasai oleh peserta didik. Semoga dapat berkolaborasi dengan
semua guru mata pelajaran tentang pembelajaran berdiferensiasi dan social
emosional, sehingga tercipta lingkungan belajar yang mampu mengundang peserta
didik untuk belajar secara merdeka dan nyaman, layaknya taman siswa Ki Hajar
Dewantara yang menyenangkan.
G. Dokumentasi
Pelaksanaan Pembelajaran
Video Pembelajaran Diferensiasi dan
Sosial-Emosional dapat dilihat melalui link berikut:
Gambar Berbagi Perasaan melalui Emoji Chat (Kesadaran Diri-Pengenalan Emosi)
Gambar Diferensiasi
Konten
Gambar Diferensiasi Proses:
Pengelompokan Berdasar Minat
Gambar Diferensiasi Produk:
Berbagai Produk Laporan Sesuai Kesiapan dan Minat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar anda terhadap blog ini.