AKSI NYATA MODUL 3.3
PENGELOLAAN
PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
JURNAL LITA
JURNAL LITERASI dan
BERCERITA SEBAGAI PROGRAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN KOMUNIKASI
MURID
Disusun Oleh:
MUHAMMAD TAUFIQ,
M.Pd
PENDIDIKAN GURU
PENGGERAK
ANGKATAN 04
KABUPATEN
MAGELANG
A.
PERISTIWA
(FACT)
1.
Latar
Belakang Aksi Nyata
Kemampuan literasi anak masih rendah.
Kesulitan memahami, menggali, dan mengolah informasi dengan benar. Selain itu,
Keterampilan berpikir kritis dan berkomunikasi anak juga belum terlatihkan dengan
baik selama Pandemi. Berdasarkan survei tingkat literasi dari Program for
International Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organization
for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2019 yang lalu,
Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara yang berpartisipasi. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam 10 negara yang memiliki tingkat
literasi paling rendah. Kemajuan era digital membuat orang-orang dapat menerima informasi dengan
lebih cepat dan mudah Namun, tidak semua informasi yang tersedia tersebut
adalah informasi yang benar (https://www.kompasiana.com/i). Rendahnya literasi
menyebabkan anak minim informasi di tengah mudahnya mendapatkan informasi, selain
itu anak mudah menerima berita yang bersifat Hoax, karena tidak membaca,
mengolah informasi secara menyeluruh.
Budaya
literasi juga sangat terkait dengan pola pembelajaran. Kemampuan berbahasa
adalah kunci utama terselenggeranya pendidikan dengan baik. Literasi merupakan
salah satu bentuk aplikatif dari kegiatan berbahasa yang tak sebatas pada
sistem-sistem bahasa (lisan/tulis) melainkan mensyaratkan pengetahuan tentang
bahasa tersebut digunakan baik dalam konteks lisan maupun tertulis untuk
menciptakan sebuah wacana. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melatih dna
meningkatkan literasi anak dalam program-program sekolah.
Anak harus disiapkan sesuai dengan kodrat
zamannya, Era Revolusi Industri 4.0 menuntut anak menguasai keterampilan Abad
21, yaitu Berfikir Kritis (Critical thinking) dan Komunikatif (Comunication),
kolaborasi (Colaboration), dan Kreatifitas (Creativy). Di saat
cepatkan akses berkomunikasi, maka keterampilan berkomunikasi menjadi hal yang
sangat penting yang harus dimiliki oleh murid. Komunikasi sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam
setiap aspek kehidupan, ada 6 poin penting komunikasi dalam dunia kerja (https://edukasi.sindonews.com/):
1.
Sarana bertukar
informasi
2.
Menjadi penghubung
satu dengan yang lainnya
3.
Sebagai sarana
pemecahan masalah
4.
Cepat tanggap
dalam pengambilan keputusan
5.
Meningkatkan
produktifitas kerja
6.
Mempunyai
personal branding yang baik
Kondisi pandemic yang melanda pendidikan
Indonesia membawa dampak terhadap pendidikan. Melalui pembelajaran jarak jauh,
komunikas menjadi sebuah kendala utama. Hal ini berakibat pada keteramilan
komunikasi anak juga berkurang. Mereka lebih asik dnegan gadget nya sendiri, jarang
berkomunikasi secara langsung antar anak. Akibatnya ketika di kelas anak
diminta untuk berkomunikasi, sebagian besar anak pasif dalam berkomunikasi. Buakn
berarti mereka tidak bisa, tidak paham dengan pembelajaran tetapi karena mereka
tidak terbiasa menyampaikan ide, gagasan, pendapat mereka, mereka tidak
terlatih untuk berpresentasi. Hal ini menjadi perhatikan guru dalam
pembelajaran.
Program Jurnal Lita ini diharapkan berdampak
pada murid karena akan membudayakan murid untuk memiliki kemampuan literasi
yang baik, melatih berpikir kritis, dan mampu berkomunikasi mengutarakan hasil
literasi mereka. Hal ini sangat penting dalam membangun pola pikir anak
berkemajuan era Revolusi Industri 4.0.
2. Alasan Aksi Nyata
Aksi
nyata Jurnal Lita ini dipilih karena memiliki tujuan yang berdampak pada anak,
yaitu sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
kemampuan literasi anak
b.
Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi anak
c.
Memicu
anak berpikir kritis terhadap sebuah informasi
d.
Meningkatkan
kemampuan mendengarkan informasi dengan baik
e.
melatih
anak mengutarakan suaranya
f.
melatih
anak menentukan pilihan sikap terhadap informasi
g.
melatih
anak dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
3.
Hasil
Aksi Nyata
Jurnal
Lita adalah kepanjangan dari Jurnal Literasi dan Bercerita. Program ini
memadukan kemampuan berliterasi yang identik membaca dan menulis dengan
bercerita, keterampilan berkomunikasi menyampaikan apa hasil dari berliterasi
yang sudah dilakukan. Jurnal Lita adalah program yang diharapkan berdampak pada
anak didik, dengan memperhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan dari anak
didik. Melalui Jurnal Lita, keterampilan berliterasi dan berkomunikasi anak
didik dilatih dan dikembangkan sehingga diharapkan anak didik menjadi generasi
masa depan yang pandai menggali, memilih, mengolah, menganalisis, dan
menyimpulkan berbagai informasi yang ada. Serta anak didik mampu menyampaikan
gagasan, ide, dan kesimpulan literasinya, mempresentasikan, menghargai, serta
merespon literasi. Keterampilan literasi dan berkomunikasi (bercerita) inilah
yang sangat penting dan dibutuhkan anak didik untuk menjadi generasi emas di
era revolusi industry 4.0.
Aksi
nyata dimulai dengan mempresentasikan program Jurnal Lita kepada dewan guru dan
stake holder SMP Negeri 1 Muntilan. Presentasi program dilaksanakan pada saat
workshop kurikulum dan Sosialisasi Program Berdampak pada Murid dari Calon Guru
Penggerak (CGP).
Pada
sesi persentasi Program Jurnal Lita, dewan guru antusias memperhatikan secara
detail apa, mengapa, dan bagaimana Program Jurnal Lita di SMP N 1 Muntilan
direncanakan. Dalam pemaparannya, CGP juga menggali suara dari dewana guru,
mendengarkan komentar, pendapat, dan saran yang diberikan guna memperbaiki
pelaksanaan program Jurnal Lita.
Gambar Mendengarkan Suara Aspirasi Warga Sekolah
Secara
umum, dewan guru setuju dengan program Jurnal Lita yang diusulkan CGP. Program
Jurnal Lita dapat diangkat sebagai program sekolah. Perlu diketahui selama ini
di SMP N 1 Muntilan sudah ada program yang bertujuan melatih literasi anak
didik. Program itu adalah Literasi Online yang disingkat LION. Program LION
dilaksanakan dengan guru membuat 3-5 soal literasi dan Numerasi yang dikerjakan
secara online oleh anak didik yang nantinya dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM). Mengutip Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud,
AKM merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid
untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat.
Kehadiran Jurnal Lita
dapat dijadikan sebagai salah satu program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
diselenggaran di SMP N 1 Muntilan.
Pelaksanaan Program
Jurnal Lita:
Program Jurnal Lita ini menerapakan konsep Kepemimpinan
Murid (Student agency). Jika kita mengacu pada OECD (2021),
‘kepemimpinan murid’ berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki.
Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan
motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman
bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka
menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). Hal inilah yang kemudian
memungkinkan mereka untuk bertindak dengan memiliki tujuan, yang membimbing
mereka untuk berkembang di masyarakat. Saat murid menjadi pemimpin dalam proses
pembelajaran mereka sendiri (saat murid memiliki agency), maka
mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan
kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka.
1.
Suara
(voice)
Dalam Modul 3.3 Pengelolaan Program Berdampak Pada
Murid-Pendidikan Guru Penggerak, dijelaskan bahwa ketika berbicara tentang
“suara” murid, maka sebenarnya bukan hanya berbicara tentang memberi murid
kesempatan untuk mengomunikasikan ide dan pendapat, namun juga mempertimbangkan
suara murid adalah tentang bagaimana kita memberdayakan murid kita agar
memiliki kekuatan untuk memengaruhi perubahan. Memberikan kesempatan bagi murid
untuk berkolaborasi dan membuat keputusan dengan orang dewasa seputar apa dan
bagaimana mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai. Suara murid
dapat ditumbuhkan melalui diskusi, membuka ruang ekspresi kreatif, memberi
pendapat, merelevansikan pembelajaran secara pribadi, dan sebagainya.
Pada Jurnal Lita ini, mendengarkan, mempertimbangkan, mempromosikan
suara murid dilakukan melalui membuka ruang diskusi tanya jawab dalam hal:
a.
Memberikan kesempatan murid untuk bertanya, memberikan
pendapat, berdiskusi.
b.
Menggali
pendapat murid tentang:
1)
Apa Tema
Literasi yang akan dipelajari?
2)
Bagaimana
cara bercerita hasil literasi?
3)
Kapan
jadwal Jurnal Lita akan dilaksanakan?
4)
Bagaimana
bentuk produk literasi yang akan dihasilkan?
c.
Membangun
budaya berani mengutarakan pendapat, ide, gagasan.
d.
Membangun budaya saling mendengarkan dan merespon suara pendapat orang lain.
e.
Membangun kepercayaan diri murid bahwa setiap suara
berharga dan layak didengar.
f.
Melibatkan murid dalam perencanaan pelaksanaan program.
Gambar Ruang Diskusi Suara Murid
Dalam Modul 3.3 Pengelolaan Program Berdampak Pada
Murid-Pendidikan Guru Penggerak, dijelaskan bahwa:
a.
Penelitian
yang dilakukan oleh Aiken, Heinze, Meuter, & Chapman, (2016) dan Thibodeaux
et al. (2017) menyimpulkan bahwa jika kita menginginkan murid-murid kita
mengambil peran tanggung jawab untuk pembelajaran mereka, maka kita harus
memberikan murid kesempatan untuk memilih apa dan bagaimana mereka akan
belajar.
b.
Memberikan
pilihan pada murid dapat memberdayakan murid, mendorong keterlibatan dalam
pembelajaran, dan mengenalkan pada minat pribadi dalam pengalaman belajar
(Aiken et al, 2016).
c.
Memberikan
murid pilihan juga meningkatkan motivasi dan otonomi murid, yang dapat
memberikan dampak positif pada efikasi diri dan motivasi murid (Bandura, 1997).
Program Jurnal Lita memberikan kesempatan seluas-luasnya
untuk murid menentukan pilihannya tentang bagaimana program akan dilaksanakan. Pada
tahap pilihan ini, yang dilakukan CGP selaku guru adalah sebagai berikut:
1) Membuka cakrawala murid bahwa ada berbagai pilihan atau
alternatif yang dapat dijadikan bahan literasi.
2) Memberikan
kesempatan bagi murid untuk memilih bagaimana mereka mendemonstrasikan
pemahamannya tentang apa yang telah mereka pelajari.
3) Memberi kesempatan
pada murid untuk menentukan sendiri bentuk literasi yang mereka inginkan.
4) memberikan
kesempatan pada murid untuk mempresentasikan hasil literasi sesuai dengan gaya
, minat dan bakat mereka
5) memberikan
kesempatan pada murid untuk menggali sumber-sumber belajar sesuai minat mereka.
6) Menggunakan
musyawarah untuk mengambil keputusan, atau jika memang diperlukan melalui voting:
a)
Tema
Literasi yang akan digunakan
b)
Hari dan
waktu Jurnal Lita akan dilaksanakan
c)
Teknik
menyampaikan hasil literasi.
d)
Bentuk
produk literasi yang akan disebarkan
Gambar Proses Musyawarah dan voting menentukan pilihan murid
3.
Kepemilikan
(ownership)
Voltz DL, Damiano-Lantz M. dalam artikel penelitiannya yang
berjudul Developing Ownership in Learning. Teaching
Exceptional Children (1993;25(4):18-22) menjelaskan bahwa kepemilikan
dalam belajar (ownership in learning) sebenarnya mengacu pada rasa
keterhubungan, keterlibatan aktif, dan minat pribadi seseorang dalam proses
belajar. Jadi dengan kata lain, saat murid terhubung (baik secara fisik,
kognitif, sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif
dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya, maka kita dapat mengatakan bahwa
tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi (Modul 3.3
Pengelolaan Program Berdampak Pada Murid-Pendidikan Guru Penggerak).
Pada program Jurnal Lita ini, rasa kepemilikan murid
terhadap hasil literasi diterapkan dengan mempresentasikan hasil literasi di
depan kelas. Setelah murid selesai melakukan literasi dengan berbagai sumber
literasi yang ada (mengakses internet melalui HP, buku bacaan, media social,dll),
murid membuat sebuah tampilan yang digunakan untuk dipresentasikan di depan
kelas. Murid yang maju ke depan untuk presentasi dipilih secara acak sehingga
setiap murid diharapkan siap dengan hasil literasinya.
Pembelajaran Bermakna
Gambar Berkolaborasi Makna Hasil Literasi
Program
akan bermakna pada murid jika murid juga memahami makna yang dilakukannya. Program
Jurnal Lita, melatihkan keterampilan murid:
1.
Literasi,
melalui Jurnal Lita murid berlatih keterampilan untuk berliterasi dengan:
a.
memilih tema
bacaan,
b.
mencari
berbagai sumber literasi,
c.
memvalidasi
mana sumber yang terpercaya dan tidak, membaca dan
d.
memahami
bacaaan dan informasi yang diperlukan
e.
menganalisis
informasi
f.
meramu
dan menyimpulkan hasil literasi.
2.
Bercerita,
melalui Jurnal Lita murid berlatih keterampilan komunikasi:
a.
Menyampaikan
dan mengkomunikasikan hasil literasi
b.
Melatih kepercayaan
diri dalam berkomunikasi
c.
Melatih
saling menghargai dalam berkomunikasi
d.
Melatih merespon
dengan berpikir kritis dari hasil literasi yang disampaikan.
e.
Menceritakan
kembali hasil literasi yang disampaikan oleh orang lain.
B.
PERASAAN
(FEELING)
Selama
menjalankan aksi nyata program Jurnal Lita ini sangat menyenangkan. Program
Jurnal Lita yang dilakukan dengan menerapkan kepemimpinan murid (studeny
agency) sangat berdampak terhadap antusias murid dalam mengikuti program Jurnal
Lita. Selain itu, melalui 3 tahapan: Suara (voice), pilihan (choice),
kepemilikan (ownership), lebih terasa keterlibatan murid secara aktif dalam program.
Murid yang sebelumnya hanya sebagai objek program, sekarang dilibatkan dalam perencanaan
program, bahkan jalannya program mengikuti harapan, keinginan, dan minat murid.
Guru,
sebagai pemimpin pembelajaran sangat senang menjalankan proses student agency
ini. Program dapat berjalan lancar dengan antusiasme tinggi murid terhadap jalannya
program Jurnal Lita. Pada akhrinya tujuan pelaksanaan program agar berdampak
pada murid dapat terwujudkan.
C.
PEMBELAJARAN
(FINDING)
Pembelajaran
yang didapatkan dari pelaksanaan Program Jurnal Lita ini adalah program yang
baik adalah program yang berdampak pada murid. Melalui pola pikir berbasis aset
(Aset based thinking) maka guru dapat membuat program-program dengan mamanfaatkan
aset yang dimiliki sekolah sebagai sebuah kekuatan.
Ketika murid dilibatkan
secara aktif dalam program sekolah melalui kepemimpinan murid (student agency),
maka antusiasme murid terhadap program pun menjadi tinggi sehingga keterlaksanaan
program berjalan lancar.
Program Jurnal
Lita dapat berjalan lancar karena melalui 3 tahapan kepemimpinan murid (student
agency), yaitu Suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership).
Melalui program Jurnal Lita, murid belajar memimpin program dengan ikut serta
dalam perencanaan program dan menentukan bagaimana program akan dijalankan. Keterampilan
literasi murid dapat dilatihkan dan ditingkatkan. Selain itu, adanya kegiatan
bercerita, menceritakan hasil literasi nya, maka keterampilan berkomunikasi
sebagai salah satu keterampilan abad 21 juga dapat dilatihkan dan ditingkatkan.
Diharapkan melalui program Jurnal Lita ini dapat mempersiapkan keterampilan
literasi dan komunikasi murid untuk menghadapi persaingan era revolusi 4.0.
D.
PENERAPAN
KE DEPAN (FUTURE)
Rencana perbaikan Program Jurnal Lita
untuk pelaksanaan di masa mendatang adalah:
1.
Memperbanyak sumber literasi yang dapat
diakses oleh murid baik cetak maupun digital.
2.
Mengaktifkan kembali pojok baca baik di
kelas maupun di luar kelas.
3.
Mengusulkan adanya panggung literasi sebagai
tempat mengekspresikan/bercerita hasil literasi murid.
4.
Membuat program Jurnal Lita sebagai
program sekolah berkelanjutan.